Berita

Ditulis oleh:

Sumbangan

Sumbangan atau donasi atau derma (Inggris: donation yang berasal dari Latin: donum) adalah sebuah pemberian pada umumnya bersifat secara fisik oleh perorangan atau badan hukum, pemberian ini mempunyai sifat sukarela dengan tanpa adanya imbalan bersifat keuntungan, walaupun pemberian donasi dapat berupa makanan, barang, pakaian, mainan ataupun kendaraan akan tetapi tidak selalu demikian, pada peristiwa darurat bencana atau dalam keadaan tertentu lain misalnya donasi dapat berupa bantuan kemanusian atau bantuan dalam bentuk pembangunan, dalam hal perawatan medis donasi dapat pemberian transfusi darah atau dalam hal transplantasi dapat pula berupa pemberian penggantian organ, pemberian donasi dapat dilakukan tidak hanya dalam bentuk pemberian jasa atau barang semata akan tetapi sebagaimana dapat dilakukan pula dalam bentuk pendanaan kehendak bebas.

Aspek legal

Dalam pengertian hukum secara umum dapat diartikan sebagai sebuah pemberian bebas akan tetapi sumbangan terdapat kesepakatan  untuk membuat sumbangan adalah sebuah "imperfect contract void for want of consideration." oleh sebab itu, sumbangan sebenarnya tidak mendapatkan status hukum sebagaimana pemindahan hak dalam wilayah hukum perdata.  Dalam hal politik, donasi dilakukan pada saat kampanya dan beberapa negara memberikan pengaturan dengan adanya beberapa pembatasan.

Atas nama

Pemberi dapat pula dilakukan dengan berbagai alasan antara lain sebagai peringatan atau penghormatan pada seseorang atau seuatu hal yang lain atau diwakilkan pada pihak lain oleh karena alasan tertentu.




Memulai Transparansi dari Masjid


Masjid adalah rumah ibadah umat Islam sekaligus sebagai ruang public (public space) yang dapat diakses oleh umat kapan saja. Setiap muslim merasa memiliki masjid. Karenanya pendanaan pemeliharan, pengelolaan dan pembangunannya dilakukan secara bersama-sama agar tidak ada satu orangpun otoritas. Apalagi mengklaim bahwa masjid tertentu sebagai miliknya dan menutupi akses kepada publik ataupun sampai ada yang mengklaim bahwa tanpa keberadaan dirinya niscaya kegiatan di masjid tertentu tidak akan berjalan. Dalam tradisi Aceh, pembangunan sebuah masjid tidak pernah mengenal kata selesai. Masjid selalu dalam proses pembangunan atau pemeliharaan. Karena itulah struktur panitia pembangunan masjid tidak pernah bubar. Ketika suatu masjid sudah rampung dari segi fisik, maka panitia pembangunan bertugas menjaga dan memelihara bangunan yang sudah ada agar tetap terawat.
Dana pemeliharaan, pengelolaan dan pembangunan masjid berasal dari berbagai sumber. Ia berasal dari sumbangan orang miskin dan orang kaya. Biasanya panitia tidak pernah memberikan patokan jumlah sumbangan. Masjid tidak pernah menolak berapa pun jumlah sumbangan yang dititipkan jamaah. Orang kaya dan orang miskin secara sama-sama memiliki peluang beramal membangun masjid, sesuai kemampuan dan keikhlasan. Ketika masyarakat hendak mendirikan masjid, biasanya panitia bekerja ekstra keras guna mendapatkan modal awal pembangunan. Pertapakan lokasi masjid juga biasanya didapat dari hibah (waqaf) umat. Dalam Islam, harta yang telah diwaqafkan ini diyakini akan terus mengaliri pahala kepada pewaqaf, walau yang bersangkutan sudah wafat.
Barangkali ada yang bertanya-tanya ketika melihat suatu desa miskin tetapi memiliki sebuah masjid yang berdiri megah di antara rumah- rumah kayu nan reot. Rasa penasaran itu akan terjawab jika kita mengetahui bahwa dana pembangunan masjid yang mencapai miliaran rupiah itu dikumpulkan selama bertahun-tahun. Ada yang bersumber dari sumbangan 1 butir telur ayam, kumpulan recehan dari celengan, hingga bantuan orang tertentu dalam jumlah puluhan dan ratusan juta rupiah.
Begitulah tradisi turun-temurun dalam membangun dan memelihara masjid. Melihat kepemilikan masjid secara berjamaah, maka keterbukaan (transparansi) dalam pengelolaan dana masjid menjadi suatu keharusan. Umat berhak mendapatkan informasi yang jelas dan terbuka mengenai status keuangan sebuah masjid. Seseorang yang hanya menyumbang uang recehan 1.000 rupiah dalam batinnya dipastikan menginginkan agar dana sumbangannya itu digunakan untuk tujuan pemakmuran masjid.
Pada masjid yang dikelola secara transparan biasanya terpampang sebuah papan pengumuman mengenai status keuangan yang selalu up to date. Rincian aliran uang keluar masuk terlihat jelas di papan itu, di samping pengumuman rutin setiap Jum´at. Para penyumbang dipastikan puas jika dana yang mereka infaqkan itu dapat dipertangunggjawabkan secara terbuka, walau pun dirinya hanya tak mau namanya terpampang dan hanya menggunakan nama sebagai hamba Allah. Memang, terdapat hak pengelola seperti honor bileu (bilal), imam, khatib dan biaya operasional lainnya. Hak-hak para pengurus masjid itu menjadi suatu tradisi yang dibenarkan, asal jangan jadi meuhai taloe ngen keubeu (tidak terlalu besar). Umat merelakan sebagian dana itu (dalam jumlah yang wajar) digunakan sebagai honor para pengurus yang sudah mengabdikan diri untuk pemakmuran masjid. Sebaliknya, umat akan marah jika penggunaan dana masjid ternyata tidak amanah.

Modal dan model membangun
Salah satu hasil survey yang dilakukan Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) pada tahun 2000, sebagaimana dilansir Zaim Saidi dan Hamid Abidin dalam bukunya Menjadi Bangsa Pemurah, Wacana dan Praktek di Indonesia, adalah dominannya peran agama dalam mempengaruhi seseorang untuk menyumbang. Hampir seluruh (99 persen) dari 2.500 responden mengaku menyumbang karena dorongan agama. Hasil survey ini diyakini sesuai dengan realita praktik umat beragama, khususnya Islam. Ajaran Islam menganjurkan umatnya untuk berderma di jalan Allah melalui infaq, shadaqah, waqaf dan zakat. Khusus untuk zakat bahkan menjadi suatu kewajiban. Kondisi ini menjadi modal sangat berguna dalam pembangunan dan pengembangan agama. Jika dana sumbangan itu dikelola secara transparan, maka dipastikan akan semakin mengundang kepercayaan umat. Umat akan berlomba-lomba memberikan sumbangan untuk masjid yang keuangannya dikelola secara transparan. Inilah salah satu faktor yang menjadikan masjid tertentu cepat terbangun.


Simbol transparansi
Dana pemeliharaan, pengelolaan dan pembangunan masjid merupakan dana umat yang harus dikelola secara transparan dan dapat dipertanggung jawabkan. Ia dapat menjadi simbol dan titik awal penciptaan transparansi pengelolaan dana publik. Dana masjid juga merupakan dana umat atau dana publik, maka sumber-sumber dana publik di atas harus dikelola secara transparan dan akuntabel. Publik berhak memperoleh informasi yang sesungguhnya tentang dananya.



Bagaimana Mendapatkan Kontraktor yang Jujur, Rapi dan Hemat?


Memilih kontraktor rumah yang baik tidaklah semudah yang Anda bayangkan. Mereka yang mengaku dapat membuat rumah dengan baik memang banyak, tapi tidak banyak yang benar-benar membuktikannya secara konsisten.
Secara sederhana, Anda perlu melihat tiga kriteria yang harus dimiliki oleh seorang kontraktor rumah: jujur, rapi, hemat:
  • Jujur artinya melaksanakan pekerjaan sesuai spesifikasi dan sesuai jadwal. Seringkali, tanpa disadari pemilik rumah banyak oknum kontraktor rumah yang mengurangi kualitas dan/atau kuantitas bahan bangunan. Misalnya, mengurangi mutu atau jumlah besi dalam pekerjaan struktur, mengurangi porsi semen dalam adukan, memberikan material dengan KW di bawahnya, dll. Anda tidak selalu punya waktu dan keahlian untuk mengontrol semua pekerjaan kontraktor, jadi sebaiknya ada betul-betul memastikan bahwa kontraktor yang Anda percaya adalah jujur. Tentu saja tidak berarti Anda berlepas tangan untuk tidak mengawasi pekerjaannya. Memilih kontraktor yang jujur akan jauh memudahkan pekerjaan pengawasan Anda.
  • Rapi berarti pekerjaan kontraktor memiliki tingkat kerapian tinggi. Kebanyakan kontraktor cenderung bekerja asal cepat untuk mengurangi biaya dan mempercepat perputaran tenaga kerja proyek. Seringkali hal itu dilakukan dengan mengorbankan kerapian. Kerapian memang seringkali membutuhkan waktu lebih banyak dengan progres yang terasa lambat. Namun, bagus atau tidaknya rumah baru Anda tergantung pada detil-detil kecil yang menuntut kerapian.
  • Hemat berarti kontraktor mengerjakan rumah Anda secara efisien sehingga memberikan harga yang kompetitif di bandingkan kontraktor lain. Ingat bahwa hemat menjadi pertimbangan ketiga di sini setelah jujur dan rapi. Tidak ada gunanya bila Anda memilih kontraktor yang menawarkan harga termurah namun bekerja secara curang atau asal-asalan. Pada akhirnya justru Anda akan menanggung biaya lebih besar karena pekerjaan ulang, kerusakan sebelum waktunya, cacat permanen, atau detil yang tidak rapi di sana-sini. Belum lagi biaya non-materi berupa kekecewaan yang harus Anda telan setiap kali memandang “rumah impian” Anda.

Pilih berdasar reputasi

Bagaimana Anda mengetahui bahwa kontraktor yang Anda pilih akan mengerjakan rumah Anda secara jujur, rapi dan hemat? Reputasi, reputasi, reputasi.
Reputasi kontraktor adalah kuncinya, yaitu bagaimana orang lain menilai perusahaan itu, bagaimana pengalaman mereka berhubungan dengan perusahaan itu, dan apakah mereka merekomendasikan Anda untuk memilihnya?
Kontraktor harus dapat memberi Anda daftar referensi yaitu para pelanggan yang telah menggunakan mereka dalam beberapa tahun terakhir. Lakukan pengecekan referensi.  Banyak pembeli yang mengabaikan langkah ini karena khawatir akan mengganggu para pelanggan lama itu. Padahal, mereka telah mengizinkan kontraktor untuk memberikan nama-nama mereka ke calon kliennya sehingga tentunya tidak akan keberatan jika Anda menghubungi mereka.
Ketika menghubungi mereka, tanyakan beberapa pertanyaan berikut:
  • Secara umum, apakah mereka puas dengan hasil pekerjaan kontraktor itu? Apakah mereka memiliki pengalaman yang baik dengannya?
  • Apa yang paling mereka hargai dari perusahaan itu? Apa yang mereka tidak sukai dengannya?
  • Apakah mereka pernah mengalami masalah, dan jika ya, apakah penyelesaiannya memuaskan mereka?
  • Apakah rumah selesai tepat waktu dan sesuai RAB? Jika tidak, mengapa?
  • Apakah ada pekerjaan yang terlewat atau tidak lengkap pada saat serah terima rumah, atau ada yang harus diperbaiki?
  • Apakah semua pekerjaan tambahan dilakukan seperti yang diminta?
  • Bagaimana layanan perusahaan setelah serah terima (“layanan purna jual”)?
  • Apakah mereka senang dengan rumah mereka? Jika tidak, mengapa?
  • Apakah mereka mau memakai perusahaan itu lagi?
  • Apakah mereka merekomendasikannya?
Anda juga dapat berkunjung ke pelanggan masa lalunya untuk bertanya dan melihat langsung contoh pekerjaan kontraktor iti. Kebanyakan orang senang berbicara mengenai pengalaman mereka dan memberikan pendapat dan saran.


Bagaimana Memeriksa Kualitas Pekerjaan Calon Kontraktor


Bila Anda sedang mempertimbangkan apakah akan memilih kontraktor tertentu, selain menanyakan ke pelanggan lamanya mengenai reputasinya, Anda juga mungkin perlu melihat langsung hasil kerjanya di masa lalu. Kualitas pekerjaan di masa lalu merupakan indikasi yang kuat mengenai kualitas pekerjaan yang akan dia hasilkan.
Apa saja yang perlu dilakukan ketika memeriksa contoh bangunan hasil kerja kontraktor tersebut? Pertimbangkan untuk melakukan hal-hal berikut:
  • Lihatlah dengan seksama setiap rumah yang Anda kunjungi. Kemudian kembali ke keluarga dan arsitek Anda untuk mendiskusikannya.
  • Pergi lagi untuk melihatnya kembali. Luangkan waktu Anda di setiap kamar. Berdiri di setiap sudut, duduk dan amati – jangan malu-malu.
  • Loncat-loncat di lantai untuk merasakan soliditas konstruksi. Dengarkan suara yang menjalar melalui rumah.
  • Perhatikan apakah pintu dan jendela terpasang rapi dan berfungsi, tanpa celah atau sambungan yang buruk.
  • Periksa hasil pengecatan, apakah rapi, tidak belang-belang dan bernoda.
  • Periksa eksterior dengan detil perhatian yang sama.
Jika Anda merasa tidak cukup tahu tentang konstruksi, bawa seseorang yang Anda percaya dan dapat membantu Anda untuk mengevaluasi rumah.
Memeriksa rumah orang lain mungkin sedikit merepotkan pemiliknya. Namun, hal itu memungkinkan Anda untuk melihat secara langsung kualitas rumah hasil pekerjaan calon kontraktor Anda dan mungkin mendapatkan beberapa informasi yang berguna dari pemilik.



Investasi Paling Berharga

Sebuah kata yang sering kita dengar, kita baca, kita lihat di berbagai media saat ini salah satunya adalah Investasi. Kita dijumpai berbagai media membuat program anjuran untuk investasi property yang sangat mengiurkan, dan semua orang seakan berlomba-lomba untuk mencari lokasi yang terbaik agar mendapatkan keuntungan yang berlipat. Demikian juga ketika IPO beberapa saham di bursa efek, orang rela ngantri sejak dini hari demi menanamkan uangnya dalam investasi sebuah saham. Demikian pula program-program perencanaan keuangan makin populer di media media kita. Program yang sangat baik dan cukup bagus untuk mengedukasi masyarakat, agar pandai-pandai mengelola keuangan dan tidak terjebak kedalam budaya konsumtif.

Tidak bermaksud menegasikan hal diatas namun jika untuk urusan investasi harta saja, demikian berharga perhatian yang kita berikan, bagaimana dengan investasi yang akan memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat kita, investasi yang sudah berada dalam genggaman kita, investasi harta terbesar yang diberikan Allah kepada kita, yaitu ANAK-ANAK kita!
Anak adalah investasi yang paling berharga, berapapun modal yang kita tanamkan buat anak, maka keuntungannya akan berlipatganda dimasa yang akan datang bahkan sampai akhirat kelak.

Jika untuk investasi dunia saja, kita menggunakan waktu-waktu yang terbaik, waktu-waktu yang utama, jangan sampai ketika untuk anak-anak justru memberikan waktu sisa, sisa dari kerja, sisa dari kantor, sisa dari urusan bisnis, sisa dari meeting. Bisa jadi yang kita dapatkan-pun adalah anak-anak yang “tersisa”.

Jika untuk investasi property saja, kita akan mencari lokasi yang strategis, yang mahal, yang mendatangkan keuntungan, jangan sampai ketika untuk anak-anak justru kita memberikan lokasi pergaulan yang buruk, lingkungan yang tidak baik dan sahabat yang tidak mendidik, boleh jadi jika besar nanti yang kita dapatkan anak-anak yang rapuh dalam pergaulan, tak sekokoh property yang selalu kita dambakan.

Jika untuk investasi tabungan dan deposito, kita akan mencari yang terbaik, yang menguntungkan, yang memberikan return yang tinggi, kenapa untuk anak tidak memberikan ilmu dan pendidikan yang memadai, yang akan menjadikanya pribadi yang berakhlaq, bermoral, beriman dan bermanfaat bagi orang tuanya, masyarakat, bangsa dan agama.

Investasi kita terhadap harta, emas, tabungan dataupun deposito bisa jadi akan selalu kita hitung perkembangannya, namun tidak demikian dengan investasi terhadap anak, pengorbanan terhadap anak tidak perlu dihitung-hitung, tidak perlu mengharap balas budi. Mungkin ada sebagian orang tua yang menghitung-hitung investasi untuk anaknya, ada yang menyekolahkan anak sampai jenjang tertinggi, bahkan dipilihkan sekolah terbaik, namun dengan niat agar suatu saat nanti anaknya bisa mencukupi dan memenuhi kebutuhan orangtuanya. Investasi terhadap anak tidak sama dengan investai terhadap harta dan kekayaan, makin banyak kita berharap, makin banyak kekecewaan yang mungkin kita dapatkan.

Anak adalah amanah dari Allah, yang harus diemban dan dilaksanakan, tugas orang tua adalah mendidik anak dengan sebaik mungkin agar anak-anak kita bisa menjadi aset yang akan memberikan kebahagiaan dan menyelamatkan orang tuanya di dunia maupun di akhirat kelak.

”Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya.” (HR Muslim).

Pertanyaannya, seberapa besarkah yang telah Anda investasikan untuk anak Anda?

Selamat berinvestasi…..


0 komentar "Berita ", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar